TP PKK Kecamatan Wonoasih memberikan Penekanan pada Stunting dengan “Sosialisasi Kasih Ranting”

Penurunan Stunting

Doc. Kegiatan PKK

Memberikan Penekanan pada Stunting dengan “Sosialisasi Kasih Ranting”
WONOASIH - “Jadi hari ini kita ada giat berkaitan dengan penanganan stunting pada 6 kelurahan diKecamatan Wonoasih yang bertempat di Kelurahan Sumber Taman dan Di Pendopo Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo. Kami di TP PKK Kecamatan Wonoasih  sendiri sudah melakukan peranan seperti pendampingan untuk keluarga beresiko stunting, sarana dan prasarana untuk 218 posyandu, pemberian PMT dan termasuk didalamnya taman Aku Hatinya PKK,” ujar Ketua TP PKK Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, saat menghadiri sekaligus memberikan arahan pada kegiatan “Sosialisasi Kasih Ranting (Keluarga Wonoasih Rengkuh Bayi Stunting) dan Peningkatan Kesehatan Bayi/Balita dalam rangka Penurunan Stunting pada Masyarakat, Kamis (23/11),.
Camat Wonoasih dalam sambutannya menyampaikan, program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (bangga kencana) merupakan program BKKBN untuk mewujudkan keluarga berkualitas dan generasi emas pada tahun 2045 mendatang.
Untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, perlu menyinergikan program-program lintas sektor, salah satunya dengan program-program dari PKK. Di antaranya dengan adanya pengasuhan 1000 Hari Pertama Kelahiran, terhitung sejak saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Dengan rangkaian program kerja ini yang bersinergi dengan semua lintas sektor diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Kota Probolinggo khususnya di Kecamatan Wonoasih. “Dengan harapan, semua orang tua turut serta memperhatikan pola asuh anaknya, terus rajin-rajin datang ke posyandu, supaya angka stunting di Kcamatan Wonoasih,” harapnya.
Melalui kegiatan itu pula, Bunda Aminah mengajak ratusan peserta yang terdiri dari keluarga baduta/ balita, kader BKB (Bina Keluarga Balita), PKK, Penyuluh KB, dan duta genre tersebut turut mendukung program-program PKK yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera berkualitas dan bebas stunting.
Kepala UPTD Puskesmas Wonoasih menyampaikan, stunting menjadi perhatian dunia karena memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang yang sangat merugikan mulai dari balita itu sendiri hingga negara.
“Stunting menjadi perhatian kita bersama karena memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Kita semua menyadari bahwa sampai saat ini, stunting menjadi persoalan gizi yang serius di seluruh dunia,” ujarnya.
Beliau menambahkan, stunting terjadi karena kondisi ibu yang kekurangan gizi sejak masa kehamilannya serta infeksi berulang pada balita yang menjadikan balita menjadi lebih rentan terhadap penyakit sehingga menyebabkan tumbuh-kembangnya tidak optimal.

LINK TERKAIT